The Island of God - BALI 2012

Monday, February 20, 2012

Postingan kali ini cerita saya dan teman-teman saya sewaktu liburan di Bali bulan Januari kemarin. Sudah setahun berlalu sejak pemesanan tiket promo dari salah satu maskapai low cost itu. Berbekal informasi, uang dan jiwa petualang kami berlima (Saya, Niken, Fiary, Icha dan Fitri) berangkat ke Pulau Dewata. Banyak cerita 'asam-manis' dibalik indahnya liburan kami. Diawali ketidakpastian Icha untuk bisa bergabung bersama kami untuk liburan hingga uang jajan yang pas-pasan. Tapi semuanya hilang begitu saja, larut terbawa suasana bahagiannya liburan :)

Fitri, Fiary, Jojo, Niken, Icha (kiri ke kanan)


Hari 1. Senin, 23 Januari 2012
Boeing 737-700, jam penerbangan 10:35 WIB. Janji bertemu di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, saya pikir kami hanya akan berangkat berempat saja. Begitu sampai di pintu depan Terminal 3, saya melihat siluet Icha dari kejauhan. Pikir saya, mungkin mata saya yang rabun. Maklum mata sudah tua. Tapi ternyata benar itu memang Icha. Lengkap sudah beban ini terlepas. Karena jujur saja, saya agak berat hati berlibur jika dia tidak jadi ikut. Ini adalah liburan terakhir kami sebagai mahasiswa dan harapan awal saya ketika merencanakan liburan ini adalah kami bisa pergi dengan personil lengkap. Dan Tuhan memang Maha Mendengar.
Puji Tuhan, penerbangan berlangsung lancar. Tidak ada halangan, hanya sedikit penambahan pengalaman baru untuk dua teman saya, Niken dan Fiary, yang baru pertama kali bepergian jauh dengan menggunakan pesawat. Lucu sekali tampang mereka :)) 
Tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai, kami langsung menuju hotel yang sudah kami pesan dari jauh-jauh hari. AP-Inn namanya. Ternyata hotel ini sudah cukup terkenal di Bali karena ketika kami menyebutkan tujuan kami kepada supir taxi, beliau langsung menyambutnya dengan pernyataan "Ooo, Ap-Inn". Nampak hotel tersebut sangat familiar. Jarak dari bandara ke hotel tidak begitu jauh. Sekitar 20-30 menit jika tidak macet. Ap-Inn terletak di Jl. Poppies 1, Kuta. Suasananya nyaman dan fasilitasnya memadahi. Kamar mandi, AC, kolam renang, sarapan pagi. Pantai Kuta tepat berada di depan jalan masuk hotel ini. Jadi sangat dekat dengan pantai.Untuk standart room, biaya per malam adalah Rp. 390.000,-. Namun harga tergantung melalui jaringan apa dan waktu pemesanan.

Breakfast at Ap-Inn
Begitu tiba di hotel, kami sejenak merebahkan badan, makan bekal dari mommy *kiss kiss* tercinta dan membereskan barang bawaan kami. Setelah segar, kami berjalan-jalan sore di sekitar Pantai Kuta. Sayang sekali cuaca sedang tidak mendukung. Angin kencang dan ombak juga tinggi. Hari pertama kami habiskan untuk berkeliling Kuta sekedar memahami lingkungan sekitar hotel kami dengan berjalan kaki.

Pantai Kuta w/ Icha (kanan) & Fitri (tengah)
Jalan-jalan sore. Pura dekat hotel

Hari 2. Selasa, 24 Januari 2012
Time to Rockin Bali, Dude. Sesuai rencana, hari kedua ini kami akan melalukan watersport di daerah Tanjung Benoa. Rencanya kami akan melakukan permainan seru seperti parasailing, banana boat, jet ski, snorkling dan berkunjung ke Pulau Penyu. Namun, karena angin sedang tidak bersahabat jadi kami tidak bisa ber-parasailing :((
Banyak kejadian lucu saat watersport. Dari kami berlima, hanya saya dan Niken yang tidak bisa berenang. Bayangkan, judulnya saja sudah watersport dan kami bermain di laut lepas, agak menantang maut rasanya. Saya tetap merasa kurang aman walau sudah dilengkapi dengan life jacket. Tapi mau bagaimana lagi. This is Bali, guys. Sayang sekali kalau tidak bermain langsung dengan air di pulau eksotis ini. Banana boat dan jet ski punya ke-seru-annya masing-masing. I feel so alive, really, Sensasi menantang ombak itu bikin adrenalin saya terpacu. Serius, saya suka sekali. Tapi lain ceritanya dengan snorkling. Sebagai yang tidak bisa berenang saya tidak begitu menikmati. Hanya sesekali melihat ke bawah permukaan air laut dan memang indah ternyata :) Setelah ber"ngambang-ngambang" alias snorkling, saya dan teman-teman berangkat ke Pulau Penyu dengan menggunakan boat. Pulau Penyu adalah pulau tempat penangkaran penyu yang kata milik Tommy Soeharto. Disana bukan hanya penyu yang dapat kita temui tetapi ada hewan-hewan lain seperti ular, kelelawar dan burung dengan paruh kuning besar (lupa namanya). Untuk kelima watersport + makan siang dan transport PP, kami dikenakan biaya Rp. 279.000,-/orang.
Mejeng dulu sebelum ber-watersport ria

Banana Boat at Tanjung Benoa, Bali

Wisata hewan di Pulau Penyu
At Pulau Penyu

Oke, setelah beres semua permainan kami bergegas untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya. Pak Bagus, nama driver kami yang selama empat hari ke depan akan setia menemani berkeliling Bali. Pak Bagus seorang lelaki paruh baya dengan empat orang anak dan sudah memiliki cucu. Beliau warga asli Bali. Melanjutkan perjalanan, kami akan mengunjungi Garuda Wisnu Kencana (GWK). Sebuah tempat wisata yang memiliki daya tarik berupa patung Wisnu dengan ukuran raksasa. Seniman pemahat patung ini bernama Nyoman Nuarta. Sampai saat ini patung tersebut belum selesai dikerjakan. Tangan dan badannya sudah ada tetapi belum disambungan. Untuk bagian tubuh lainnya belum ada. Biaya masuk GWK tidak terlalu mahal, tidak sampai Rp. 20.000,- (tepatnya saya lupa). Di GWK kami sempat menonton pertunjukan kesenian tradisonal Bali seperti tari-tarian dan belajar sedikit musik khas Bali.

Pertunjukan Barong at GWK
Badan Garuda Wisnu Kencana (GWK)


Belajar Gamelan Bali :)
Setelah melihat patung raksasa GWK, kami melanjutkan perjalanan ke Pura Uluwatu, Blue Point dan Dreamland . Pura Uluwatu adalah salah satu pura di Bali yang unik. Sepanjang jalan menuju pura, akan banyak dijumpai monyet-monyet yang berkeliaran bebas di pinggir jalan setapat menuju pura. Saran saya, jangan membawa barang dengan warna mencolok karna akan menarik perhatian monyet dan biasanya monyet akan merampas barang tersebut. Pura Uluwatu berada di jurang pantai. Jadi bisa melihat pemandangan laut lepas dari pura ini. Sangat indah. Sayang karena terancam dengan monyet-monyet iseng, saya tidak membawa kamera ke dalam. Selanjutnya Blue Point. Blue Point adalah pantai yang cara tempuhnya sangat sulit karena berada di bawah tebing. Saya dan teman-teman tidak turun ke pantai dan hanya menikmati pemandangan dari atas tebing dengan duduk-duduk di balkon restoran. Sangat indah. Warna hijau dan biru menghiasi pemandangan dari tempat saya duduk. Masih sejenis dengan Blue Point, Dreamland juga merupakan pantai tetapi dikelolah secara eksklusif sehingga untuk masuk dipungut biaya.
Blue Point


Seletah lelah seharian di luar, kami memutuskan makan malam di Nasi Pedas. Nasi pedas berada di depan Joger. Pilihan lauk yang beragam dan harga terjangkau menjadi keunggulan utama dari tempat makan ini. Sesuai namanya, Nasi Pedas memberikan sensasi "hot". Bagi yang suka pedas, pasti cocok dilidah.

Hari 3. Rabu, 25 Januari 2012
Perjalanan dihari ketiga ini agak sedikit menjauh dari kehiruk-pikuran Bali yang glamor. Kami akan melancong ke daerah Gianyar, Ubud dan sekitarnya. Tempat tujuan pertama adalah Monkey Forest di Ubud. Seperti namanya, hutan ini banyak dipenuhi oleh monyet-monyet. Tapi kata Pak Bagus, monyet-monyet disini sudah tidak se-agresif monye-monyet di Pura Uluwatu. Karena menurut penjelasan Pak Bagus, suasana di Monkey Forest tidak terlalu jauh berbeda dengan di Pura Uluwatu maka kami memutuskan tidak masuk ke dalam. Ya, pertimbangan finansial juga sih. Tidak jauh dari Monkey Forest terdapat pasar tradisional yang menjual berbagai macam hiasan, kerajinan dan oleh-oleh khas Bali bernama Pasar Ubud. Wah, kalap sudah. Belanja sana sini dengan otak tak berhenti berhitung berapa sisa uang kami di dompet. Belum puas belanja di Pasar Ubud, kami melanjutkan belanja di Pasar Sukowati.Suasana di Pasar Sukowati lebih ramai dari Pasar Ubud. Pasar Ubud dibagi menjadi tiga bagian. Sebenarnya tidak ada yang membedakan mengenai varian barang dagangan dan harga. Yang membedakan hanya lahan parkir karena Pasar Ubud 1,2, dan 3 masing-masing dikhususkan untuk calon pembeli yang datang bersama robongan/tour atau datang secara individu.
Sudah rahasia umum kalau kebanyakan orang di Bali tidak mengkonsumsi daging sapi karena kebanyakan dari mereka beragama Hindu dan mensucikan sapi. Bergagai olahan daging babi menjadi makanan lumrah dan mudah didapatkan dengan mudah disana. Sebagai yang beragama Kristen, saya tidak diharamkan untuk mengkonsumsi daging babi. Dari informasi yang saya dapat, di daerah Ubud ada warung nasi babi guling yang sangat terkenal sampai ke manca negara. Namanya Warung Nasi Babi Guling Bu Oka. Karena penasaran, saya mencoba memesan satu posri nasi campur babi guling. Satu porsi seharga Rp. 33.000,-. Porsinya sangat besar dan dijamin puas dan kenyang dengan berbagai macam olahan daging babi yang disajikan dalam satu porsinya. Memang enak dan antriannya wowww, panjang sekali. Rata-rata mereka yang makan disana adalah turis-turis asing. Letak tempat makan ini tidak jauh dari Pasar Sukowati. Dapat ditempuh dengan bejalan kaki tidak sampai 5 menit.
Nasi Campur Babi Guling Bu Oka :9

Masih belum habis tenaga dengan belanja, perjalanan lanjut ke Pura Taman Ayun. Pura Taman Ayun adalah pura kedua terbesar di Bali setelah Pura Besakih. Suasananya tenang layaknya tempat ibadah pada biasanya. Sebelum masuk pura, terdapat kolam atau sungai yang mengelilingi pura. Jalan dari pintu masuk sampai pura agak sedikit jauh dan dikelilingi oleh padang rumput hijau. Indah dan tentram. Pura ini menjadi tujuan perjalanan terakhir kami di hari ketiga :)
Hamparan air mengelilingi lingkungan Pura Taman Ayun
Gapura Masuk Pura Taman Ayun






Hari 4. Kamis, 26 Januari 2012
Di hari keempat ini kami berencana untuk bertemu dengan salah satu teman kuliah kami di Institut Manajemen Telkom, yaitu Suhaily (Sule). Sama seperti kami, dia juga sedang berlibur di Bali dan menginap di rumah bule-nya (sebutan seperti tante dalam adat Jawa) di daerah Jimbaran. Sebelum bertemu dengan Sule, kami akan mengunjungi Tanah Lot. Disana terdapat pura yang baru dapat dimasuki ketika ombak sedang tidak pasang dan konon katanya disana terdapat ular suci. Saat itu ombak sedang pasang dan kami tidak dapat masuk ke dalam pura. Jadi alternatif lainnya kami mengunjungi Pura Batu Bolong yang masih satu kawasan. Pura ini disebut Pura Batu Bolong karena pura ini berdiri diatas batu karang yang bolong tengahnya. Keren sekali. 
Pura Batu Bolong

Setelah puas menikmati keindahan Tanah Lot, kami berangkat ke Jimbaran untuk mengunjungi Sule. Disana kami dijamu hangat oleh Bule Sur dan Uncle Peter. Saya suka sekali rumahnya. Luas tanah bisa dikatakan lumayan luas untuk ukuran rumah yang hanya dihuni oleh dua orang. Namun luas bangunannya dibuat kecil. Sisanya di buat kolam renang dan taman. Disana kami bertemu Koko dan Klemce, dua burung peliharaan bule dan uncle :) Setelah berbincang-bincang agak lama, kami memutuskan melanjutkan perjalanan. Tetapi kali ini personil kami bertambah karena Sule bergabung dengan kami. Mobil membawa kami menuju Pasar Gianyar. Pasar tradisional dimana menjual aneka makanan khas Bali. Kami makan ayam betutu di pinggir pasar. Senangnya. Merakyat. Saya merasa seperti warga Bali asli. Karena besok kami sudah harus kembali ke Jakarta maka kami memutuskan untuk belanja oleh-oleh makanan di hari keempat. Kata teman-teman saya yang orang Bali, makanan yang wajib dijadikan oleh-oleh dari Bali adalah pie susu. Kami mendatangi langsung tempat pembuatan pie susu tersebut. Pie susu yang terkenal di Bali adalah Pie Susu Asli Enaaak  yang ada di Jl. Nangka, Gg. Riau, Denpasar. Harga pie susu per buah adalah Rp. 1000,-. 
Setelah membeli pie susu, kami semua kembali menuju hotel untuk mandi dan bersiap-siap menghabiskan malam terakhir kami di Bali. Kami menghabiskan malam terakhir di Bali dengan bersenda gurau dan bermain "sambung kata" di Mercure Kuta. I really love that moment <3

Pie Susu Asli Enaaak


Hari 5 (Last Day). Jumat, 27 Januari 2012
Jadwal penerbangan pulang kami adalah jam 18:20 WITA. Kami check-out dari hotel sekitar pukul delapan pagi. Kami berniat menghabiskan waktu terakhir kami di Bali dengan membeli oleh-oleh untuk para kerabat di Jakarta. Tujuan pertama kami adalah Joger. Joger adalah tempat oleh-oleh Bali yang khas dengan tulisan-tulisan "nyeleneh"-nya. Tak jauh dari Joger, kami lanjutkan berburu oleh-oleh ke Pusat Oleh-Oleh Krisna. Krisna berbeda dengan pasar tempat oleh-oleh lainnya karena tidak bisa ditawar. Namun harga yang ditetapkan tidak mahal kok. Di Krisna saya dapat patung kucing bersusun tiga hanya dengan harga Rp.26.5000,-. Ahhhh, senang sekali rasanya. Maklum, saya pencinta patung. 
Patung Dewa Krisna
Setelah itu kami bergegas ke Pasar Sukowati lagi untuk membeli oleh-oleh (lagi). Saya membeli sepasang lukisan penari wanita Bali. Really beautiful.Dua lukisan tersebut saya dapat dengan harga Rp.30.000,- saja. Lainnya saya membeli kaos-kaos bermotif dan bertuliskan Bali. Sepulang dari Pasar Sukowati, kami mampir sebentar di tempat makan di daerah Gianyar. Menu yang disediakan berbagai macam sate dan soto. Saya mencoba sate kambingnya dan maknyuuusss. Harganya juga terjangkau. Rp.13.000,- untuk 10 tusuk sate kambing. 
Setelah makan dan siap menuju bandara untuk pulang, kami agak sedikit mengalami rintangan kecil. Ban mobil yang kami tumpangi tertusuk kawat dan robek. Terpaksa harus mengganti dahulu. Untung ada Sule (macam nama program tv). Dia membantu Pak Bagus mengganti ban mobil karena ternyata Pak Bagus tidak begitu piawai dalam hal mengganti ban. Jelas saja tidak piawai, Pak Bagus yang selama ini mengaku jadi bawahan dan supir ternyata adalah pemilik rental mobil tempat kami menyewa. Semacam cerita FTV-lah. Tapi jujur saya kagum dengan kepribadiannya yang rendah hati. Selama empat hari dia menemani kami, dia banyak memberikan pelajaran. Tidak hanya pelajaran mengenai Bali tetapi juga pelajaran hidup yang filosofis.

Time to say goodbye to Bali :)
Sudah sampai di Bandara, sudah check-in dan siap mengucapkan kata pamit dan terimakasih kepada Bali dan seluruh penghuninya. 
Terimakasih khusus untuk Tuhan Yesus yang setia memberikan berkat perlindungannya selama perjalanan, Matur Suksma juga kepada Bli Andre sebagai penyedia jasa HematKeBali, Pak Bagus, Bule Sur, Uncle Peter dan Sule. Kalian dikirimkan Tuhan selama 5 hari 4 malam untuk melengkapi kebahagiaan saya (Johana Narwasti), Niken Widyastuti Utami, Fiary PH, Annisa Dinarlia dan Fitriasih Lestari.
Tidak salah memang orang banyak bilang bahwa Bali is the island of God. Everyday is holiday and everywhere is paradise.

We're family now <3






Matur Suksma,
@jojotobing



1 comments:

Post a Comment

Blog contents © JOHANA'S LIFE SERIE 2010. Blogger Theme by Nymphont.